Salam MANGROVER!  Selamat Datang  |  Masuk  |  Daftar  |  Info Mangrove?

Cara Unik Mangrove Bertahan Hidup

Written By KeMANGTEER on Kamis, 23 Juni 2011 | 21.40

KeSEMaTPEDIA. Menurut Murdiyanto (2003), terdapat tiga cara bakau bertahan terhadap air garam, cara yang pertama adalah beberapa jenis bakau menghindari banyaknya garam dengan cara menyaring melalui bagian akarnya. Beberapa spesies dapat menyaring melalui bagian akarnya. Beberapa spesies dapat menyaring sampai 90% kadar garam air laut (Rhizophora, Ceriops, Bruguiera) termasuk spesies penyaring garam (salt-excluders).
21.40 | 0 komentar

Kerusakan Mangrove

Written By KeMANGTEER on Rabu, 22 Juni 2011 | 13.09

KeSEMaTPEDIA. Ekosistem mangrove dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua apabila dikelola dengan baik, namun saat ini kondisi hutan mangrove di Indonesia mengalami kerusakan dan pengurangan area secara cepat (Hutomo, 2004 dalam Sudarso, 2005). Pranawingtyas (2004) dalam Sudarso (2005) mengatakan bahwa kerusakan hutan mangrove di Indonesia sudah tergolong cukup parah yaitu sudah mencapai 68% dan kawasan hutan mangrove di Pantai Utara Pulau Jawa diperkirakan hanya tinggal 10% (Idris, 2004 dalam Sudarso). Kegiatan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap kerusakan mangrove di Indonesia adalah usaha eksploitasi yang hanya memperhatikan keuntungan jangka pendek saja daripada eksploitasi jangka panjang yang berkelanjutan. Pertumbuhan penduduk yang pesat menyebabkan tuntutan untuk mendayagunakan sumberdaya mangrove terus meningkat. Konversi (perubahan tata guna lahan) hutan mangrove yang dilakukan manusia secara berlebihan seperti perluasan tambak dan membuka pemukiman baru mengakibatkan flora dan fauna hutan mangrove berangsur musnah (Kitamura et al., 1997; Saenger, 2002).
13.09 | 0 komentar

Karakteristik Morfologi dan Fisiologi Tumbuhan Mangrove

Written By KeMANGTEER on Rabu, 15 Juni 2011 | 21.13

KeSEMaTPEDIA. Menurut Kitamura, dkk (1997), mangrove memiliki beberapa karakteristik, diantaranya sebagai berikut :

Sistem Perakaran
Daerah yang menjadi tempat tumbuh mangrove menjadi anaerob (tak ada udara) ketika digenangi air. Beberapa spesies mangrove mengembangkan sistem perakaran khusus yang dikenal sebagai akar udara (aerial roots), yang sangat cocok untuk kondisi tanah yang anaerob. Akar udara ini dapat berupa akar tunjang, akar napas, akar lutut dan akar papan. Akar napas dan akar tunjang yang muda berisi zat hijau daun (klorofil) di bawah lapisan kulit akar (epidermis) dan mampu untuk berfotosintesis. Akar udara memiliki fungsi untuk pertukaran gas dan menyimpan udara selama akar terendam.

Buah
Semua spesies mangrove menghasilkan buah yang biasanya disebarkan oleh air. Buah yang dihasilkan oleh spesies mangrove memiliki bentuk silindris, bola, kacang, dan lain-lain. Rhizophoraceae (Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, dan Kandelia) memiliki buah silindris (serupa tongkat) yang dikenal sebagai tipe vivipari. Buah semacam ini dikenal sebagai tipe buah vivipari. Biji Rhizophoraceae telah berkecambah sejak biji masih berada di dalam buah dan hipokotilnya telah mencuat ke luar pada saat buah masih bergelantung di pohon induk.

Avicennia (buah berbentuk seperti kacang), Aegiceras (buah silindris) dan Nypa membentuk tipe buah yang dikenal sebagai kriptovivipari, dimana biji telah berkecambah tetapi tetap terlindungi oleh kulit buah (perikarp) sebelum lepas dari pohon induk. Sonneratia dan Xylocarpus memiliki buah berbentuk bola yang berisi biji yang normal. Buah dari berbagai jenis lainnya berbentuk kapsul atau seperti kapsul yang berisi biji normal.

Kelenjar Garam
Beberapa spesies mangrove dapat menyesuaikan diri terhadap kadar garam tinggi, yaitu antara lain dengan cara membentuk kelenjar garam (salt glands) yang berfungsi untuk membuang kelebihan garam. Avicennia, Aegiceras, Acanthus, dan Aegialitis mengatur keseimbangan kadar garam dengan mengeluarkan garam dari kelenjar garam (Tomlinson, 1986). Kelenjar garam banyak ditemukan pada bagian permukaan daun, sehingga kadang-kadang pada permukaan daun sering terlihat kristal-kristal garam.

Spesies lainnya, Rhizophora , Bruguiera, Ceriops, Sonneratia dan Lumnitzera mengatur keseimbangan garam dengan cara yang lain yaitu dengan menggugurkan daun tua yang berisi akumulasi garam atau dengan melakukan tekanan osmosis pada akar. Meskipun demikian secara detil hal ini belum terungkap dengan jelas.
21.13 | 1 komentar

Dilema Kebijakan Dalam Pengelolaan Mangrove di Indonesia

KeSEMaTPEDIA. Menurut Supriadi (2002), perencanaan pembangunan pada tahun 1980-an sampai 1995-an memiliki pandangan keliru tentang nilai penting hutan mangrove yang dianggap mempunyai nilai instrinsik rendah. Pandangan keliru tersebut menyebabkan adanya kebijakan yang kurang tepat, dimana hutan mangrove lebih diarahkan untuk konversi sebagai lahan produktif. Melalui analisa lebih mendalam tentang valuasi ekonomi dari beberapa skenario intensitas lahan konversi lahan mangrove sebagai lahan tambak, ternyata kebijakan yang timbul dari pandangan keliru tersebut telah dibuktikan bahwa konversi lahan mangrove sebagai lahan tambak tidak menguntungkan secara ekonomi.
20.06 | 0 komentar

Ekowisata Mangrove

Written By KeMANGTEER on Rabu, 08 Juni 2011 | 14.29

KeSEMaTPEDIA. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (2005), ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang berpotensi untuk dikembangkan dalam bidang ekowisata karena ekosistem ini termasuk salah satu ekosistem pesisir yang sangat unik dan merupakan model wilayah yang dapat dikembangkan sebagai sarana wisata dengan tetap menjaga keaslian hutan serta organisme yang hidup di sana. Ekosistem mangrove diasumsikan sebagai suatu kegiatan pemanfaatan ekosistem mangrove secara langsung maupun tidak langsung tanpa merusaknya, sebagai salah satu alternatif sumber penghasilan bagi masyarakat setempat antara lain dari bidang transportasi, pemandu dan layanan berpartisipasi dalam menjaga kelestarian mangrove sebagai aset wisata.
14.29 | 0 komentar

Cara Membibitkan Buah Mangrove

Written By KeMANGTEER on Senin, 06 Juni 2011 | 12.17

KeSEMaTPEDIA. Berikut ini diterangkan bagaimana tata cara pembibitan beberapa jenis mangrove, menurut Taniguchi, dkk (1999).

Rizhophora spp
Buah yang digunakan untuk pembibitan, sebaiknya dipilih dari pohon mangrove yang berusia diatas 10 tahun. Buah yang baik, dicirikan oleh hampir lepasnya hipokotil dari buahnya. Buah yang sudah matang dari Rhizophora spp, dicirikan dengan warna buah hijau tua atau kecoklatan, dengan kotiledon (cincin) berwarna kuning atau merah. Media yang digunakan untuk pembibitan adalah sedimen dari tanggul bekas tambak atau sedimen yang sesuai dengan karakteristik pohon induknya.
12.17 | 0 komentar

PENGUMUMAN

Mulai tanggal 25 September 2011, KeSEMaTPEDIA tidak akan diupdate lagi, karena telah berafiliasi dengan KeSEMaTPEDIA.COM. Dapatkan informasi terbaru mangrove, klik di sini.

SALAM MANGROVER!

KeSEMaTPEDIA menyajikan cuplikan informasi dan pengetahuan mangrove yang diambil dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, majalah dan situs-situs mangrove lainnya, ke hadapan Anda. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa sederhana, namun cuplikan kalimat ditulis sesuai dengan sumber aslinya. Selamat membaca.

CHAT

  • Cahyadi
  • CERMANG

    PEMBACA

    Mobile Edition
    By Blogger Touch